Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, baru-baru ini mengingatkan bahwa penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) masih menyimpan potensi penyalahgunaan oleh individu yang tidak bertanggung jawab. Praktik penipuan dapat terjadi baik dari pihak pedagang maupun konsumen, sehingga diperlukan kewaspadaan yang lebih dalam setiap transaksi yang dilakukan.
Munculnya teknologi pembayaran digital memang membawa banyak kemudahan, namun di balik itu semua, ada risiko yang harus diperhatikan. Diperlukan pemahaman yang baik dari pengguna kedua belah pihak untuk memastikan transaksi berjalan dengan aman.
Filianingsih menekankan pentingnya pemeriksaan detail dalam setiap transaksi, terutama mengenai identitas penerima pembayaran. Dalam hal ini, pedagang disarankan untuk selalu menggunakan QR yang sah dan terverifikasi agar konsumen tidak terjebak dalam kesalahan saat melakukan pembayaran.
Pentingnya Penggunaan QRIS Secara Bijak dan Aman
Teknologi QRIS memang menawarkan banyak keuntungan, seperti kenyamanan dan kecepatan dalam transaksi. Namun, penggunaan yang tidak bijaksana dapat membuka celah bagi praktik curang yang merugikan banyak pihak.
Kasus di mana QR yang digunakan bukan milik pedagang merupakan salah satu contoh nyata dari risiko ini. Dalam situasi seperti ini, konsumen mungkin tidak sadar bahwa mereka melakukan pembayaran kepada pihak yang tidak berwenang.
Penting bagi konsumen untuk melakukan verifikasi sebelum menyelesaikan pembayaran. Memastikan bahwa QR yang discan adalah milik pedagang resmi membantu mencegah terjadinya penipuan yang merugikan.
Risiko Penipuan Dari Sisi Konsumen yang Harus Diperhatikan
Tidak hanya pedagang yang harus berhati-hati, tetapi juga konsumen. Salah satu trik yang sering digunakan oleh oknum nakal adalah menunjukkan bukti transfer yang palsu untuk mengelabui pedagang.
Kondisi ini dapat menyebabkan kerugian bagi pedagang jika tidak menunggu konfirmasi dari sistem pembayaran yang sebenarnya. Oleh karena itu, proses verifikasi sangat penting sebelum menyimpulkan kesepakatan.
Pembeli disarankan untuk selalu menunggu notifikasi resmi saat melakukan transaksi agar tidak terjebak dalam penipuan. Mengabaikan langkah ini dapat berakibat fatal.
Kesadaran Pedagang dan Konsumen dalam Transaksi QRIS
Pada akhirnya, baik pedagang maupun konsumen memiliki tanggung jawab di dalam ekosistem pembayaran digital ini. Kewaspadaan dan kehati-hatian adalah syarat utama untuk mencegah kerugian akibat tindakan penipuan.
Pembeli harus memastikan bahwa mereka tidak hanya melihat harga tetapi juga memahami detail transaksi dengan cermat. Memeriksa nama dan harga barang yang dibeli sangat penting untuk mencegah salah paham.
Di sisi lain, pedagang juga harus waspada dan memastikan semua bagian dari transaksi berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Keterampilan dan pengetahuan akan teknologi pembayaran modern akan membantu mengurangi risiko yang ada.