Penjualan tiket kereta api untuk periode Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 menunjukkan lonjakan yang signifikan. Hal ini mencerminkan peningkatan mobilitas masyarakat yang tinggi selama liburan akhir tahun, di mana banyak orang memilih kereta api sebagai sarana transportasi utama.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat hingga 22 Desember 2025, jumlah total tiket yang terjual mencapai 2.447.504 dari 3.506.104 tempat duduk yang tersedia. Angka ini menunjukkan antusiasme yang besar dari masyarakat untuk bepergian dalam periode liburan yang sangat dinanti-nantikan.
Rincian penjualan tiket memperlihatkan bahwa kereta api jarak jauh menjadi pilihan utama, mencapai 2.161.961 tiket yang terjual. Sementara itu, penjualan tiket untuk kereta api lokal mencapai 285.543 tiket, mencerminkan variasi dalam kebutuhan transportasi masyarakat.
Peningkatan penjualan ini juga mengakibatkan peningkatan kepadatan di stasiun-stasiun besar. Stasiun-stasiun tersebut menghadapi tantangan dalam mengatur arus penumpang, terutama pada jam-jam keberangkatan yang menjadi favorit.
Tingginya Minat Masyarakat Terhadap Kereta Api Selama Liburan
Masyarakat menganggap kereta api sebagai moda transportasi yang nyaman dan efisien, terkhusus pada saat liburan. Vice President Corporate Communication KAI, Anne Purba, menyatakan bahwa tingginya minat ini terlihat dari peningkatan frekuensi perjalanan dan lonjakan jumlah penumpang di stasiun.
Aktivitas penumpang di stasiun-stasiun besar mengalami lonjakan signifikan, terutama pada jam-jam sibuk. Hal ini tidak hanya membuat stasiun lebih ramai, tetapi juga menandakan bahwa masyarakat percaya diri untuk bepergian setelah menghadapi beberapa pembatasan sebelumnya.
Angka penjualan yang tinggi mencerminkan transformasi pola memilih moda transportasi. Kereta api kini semakin diminati dibandingkan alternatif lain yang ada, berkat kemudahan akses dan kenyamanan yang ditawarkan.
Dengan tren ini, KAI berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan dan fasilitas demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Penyediaan tempat duduk yang lebih banyak menjadi salah satu langkah strategis yang diambil.
Stasiun yang Menjadi Pusat Kepadatan Penumpang
Sampai saat ini, Stasiun Pasar Senen mencatatkan diri sebagai stasiun dengan keberangkatan tertinggi, melayani 214.737 pelanggan. Disusul oleh Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Gambir dengan masing-masing 147.092 dan 144.251 pelanggan yang menggunakan jasa kereta.
Stasiun-stasiun lain seperti Surabaya Pasar Turi, Bandung, dan Semarang Tawang juga mengalami lonjakan penumpang. Lonjakan ini terlihat dari tingkat keterisian tempat duduk yang meningkat signifikan pada masa Nataru ini.
Peningkatan pergerakan penumpang ini diiringi dengan data harian yang menunjukkan angka yang terus bertambah. Misalnya, pada 18 Desember tercatat 157.301 penumpang, yang terus naik menjadi 223.588 penumpang pada 21 Desember.
Pergerakan ini diperkirakan akan terus meningkat seiring berlanjutnya masa liburan. Hal ini menunjukkan tren positif dalam penggunaan transportasi massal, di mana kereta api menjadi pilihan utama bagi banyak orang.
Persiapan KAI Menghadapi Lonjakan Penumpang
PT Kereta Api Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan penumpang. Persiapan ini termasuk penambahan jadwal keberangkatan dan peningkatan waktu operasional kereta selama periode liburan.
Selain itu, pihak KAI juga meningkatkan kebersihan dan sanitasi di seluruh stasiun dan kereta. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan penumpang dan meminimalisir risiko penyebaran penyakit selama perjalanan.
Penyediaan informasi yang jelas dan akurat menjadi salah satu fokus utama. KAI memanfaatkan berbagai saluran komunikasi untuk memberikan informasi terkini mengenai jadwal, kapasitas, dan prosedur yang berlaku.
Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung kelancaran perjalanan, tetapi juga untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada para penumpang. Diharapkan dengan berbagai upaya ini, masyarakat semakin percaya untuk menggunakan kereta api sebagai pilihan transportasi mereka.

